PAI: Praktik Nikah

Hai guys! Masih ingat gak sama tugas praktik nikah mata pelajaran PAI yang sempat bikin heboh dan rame banget itu? Nah, di postingan kali ini mimin mau cerita tentang keseruan dan pengalaman berharga kami, XII-8, dalam menyelesaikan tugas ini.

Jadi, tugas praktik nikah ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ganjil dan kelompok genap. Masing-masing kelompok harus membuat video simulasi pernikahan sesuai dengan syariat Islam. Mulai dari proses khitbah, akad nikah, sampai walimah.

Awalnya, kami semua merasa gugup dan sedikit khawatir. Bayangin, ini first experience kita "menikah" apalagi buat yang kebagian tugas jadi pasangan. Tapi, berkat bimbingan guru PAI kami, Pak Ansorul Hakim, dan kerja sama kelompok yang kompak, semua kelompok akhirnya bisa menyelesaikan tugas ini dengan baik.




 

Di kelompok ganjil memiliki pasangan Zahro dan Dita, dengan Ferdy sebagai penghulunya. Pelaksanaan (tugas)akad kelompok ganjil berlokasi di rumah Shinta. Suasana akad pada saat itu sangat mendukung, dibarengi dengan sunset yang indah. Zahro dan Dita udah kayak pasangan beneran waktu itu (buat cowoknya Dita, maaf ya gak bermaksud).

Dekorasi tempat di kelompok ganjil dibuat seadanya dan sederhana. Kelompok ganjil mengandalkan interior yang sudah ada, tetapi tetap memperhatikan estetika. Video simulasi akad nikah di kelompok ganjil dibuat dengan sebagus dan sekreatif mungkin. Bahkan video simulasinya udah kayak akad beneran loh! Kalau penasaran bisa ke sini yaaa

Tapi, di balik indahnya simulasi dan video tersebut, ada kejadian lucu yang di luar nalar. Ferdy, sebagai penghulu, ngeblank saat proses take video. Akhirnya, untuk mempersingkat waktu perekaman juga, Ferdy terpaksa voice over di bagian dialognya. Gak cukup sampai disitu, karena voice over Ferdy Agak berbeda, akhirnya suaranya jadi beda sendiri. 

Mungkin itulah salah satu kekurangan kelompok ganjil karena kurangnya persiapan yang matang. Tapi, semua sudah bekerja sekeras mungkin dan berusaha untuk sebaik mungkin. Terimakasih kelompok ganjil!



Selanjutnya yaitu kelompok genap yang memiliki pasangan Maul dan Hellena, dengan Fajar sebagai penghulunya. Pelaksanaanya berada di rumah Wawa. Suasananya waktu itu cerah banget. Dekor di tempat akad juga dibuat setotalitas mungkin. Gak cuma interiornya, tapi make-up dari para mempelai juga on point banget!

Hellen sebagai mempelai wanita waktu itu tampil dengan anggun dan cantik. Kita tahu sendiri kalau Hellena itu jado make-up, ditambah Mevicha sang MUA. Beuh jadi gacor banget, kayak mau nikah beneran. 

Tapi, di balik itu ada juga huru-hara sampai hal-hal lucu yang terjadi. Misalnya kayak dresscode temen-temen yang jadi saksi ataupun orang tua yang mendadak banget! H-1 baru nentuin dresscode pakai batik. Untungnya, ada satu orang yang punya batik banyak banget, yaitu Tria. Thanks to Tria, guys!

Selain masalah dresscode, ada lagi yang lebih lucu, yaitu penghulu kelompok genap, Fajar, yang berkali-kali salah nyebutin nama orang tua wali pengantin. Orang tuanya tuh Josen, Josen Nurcholis. Tapi gak tau kenapa Fajar selalu nyebut jadi Josen Karmila. Berujung, kelompok genap jadi take berkali-kali karena typo-nya Fajar.

Overall, semua kelompok sudah menampilkan dan membuat simulasi dengan versi terbaik mereka masing-masing. Kami semua puas dengan apapun haasilnya.

Tugas praktik nikah ini bukan hanya sekadar tugas sekolah, tapi juga merupakan pengalaman yang sangat berkesan dan bermanfaat bagi kami. Kami jadi lebih memahami tentang pentingnya pernikahan dalam Islam, serta bagaimana cara membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah.

Semoga pengalaman kami ini bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. 




Penulis: Vida


Post a Comment

2 Comments